Menjelang
ajalnya, Nabi Adam memanggil putranya, Syits, yang artinya pemberian Allah. Ia
mengajarkan putranya ilmu tentang waktu, waktu dan tatacara shalat, puasa,
berzakat, dan haji. Beliau menyampaikan bahwa kelak akan terjadi banjir besar
dan badai topan yang dahsyat. Setelah itu beliau wafat.
Allah swt menurunkan lima puluh
shahifah (lembaran-lembaran) kepada Syits, isinya tentang pokok-pokok ajaran
tauhid. Syits mewariskan ilmu dari Nabi Adam dan Allah kepada putranya, Anusy.
Anusy mewariskan kepada putranya, Qinan. Qinan mewariskan kepada putranya,
Mikhlayil, seorang raja yang memerangi kaum Qabil yang jahat dan kafir. Tugas
dakwah dilanjutkan oleh putranya, Yird. Kemudian dilanjutkan lagi oleh putra Yird
bernama Idris. Idris adalah pemuda yang cerdas.
Ia adalah orang pertama yang
menjahit baju dan menghiasnya. Beliau selalu menjahit sendiri pakaiannya.
Beliau juga mempelajari ilmu perbintangan dan mengajarkannya kepada
orang-orang. Selain itu juga ia mengajarkan ilmu Hisab dan ilmu Hikmah.
Nabi Idris pernah hidup satu masa
dengan nabi Adam, menurut riwayat, kurang lebih tiga ratus delapan tahun.
Beliau juga terkenal sebagai orang
yang selalu shalat tepat waktu. Banyak masyarakat mencintainya. Penduduk Mesir
mengatakan bahwa Idris lahir di Memphis, ibukota Mesir zaman Firaun. Orang
Yunani menyebutnya dengan Urin ketiga dan mengangkat beliau sebagai hakim yang
sangat dihormati.
Pada penduduk Mesir, beliau
mengajarkan ilmu teknologi pengairan. Pada penduduk Babylonia, beliau
mengajarkan teknik sipil dan arsitektur. Aduh, subhanallah... hebat banget
ya...
Nabi Idris merupakan contoh
perpaduan seorang agamawan, cendekiawan, dan negarawan, dan juga teknokrat.
Hmm... harusnya kita juga mencontoh beliau ya...
Idris
adalah nabi kedua setelah Nabi Adam as. Nama lengkapnya adalah Idris bin
Mahlayil bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam as. Al Quran tidak banyak
bercerita tentang beliau. Hanya disebutkan beliau adalah orang yang sabar dan
diangkat Allah ke tempat yang tinggi.
Menurut sebagian kelompok, ia
dilahirkan di daerah Munaf, Mesir. Nama sebenarnya adalah Hurmus al Haramisah.
Kata Hurmus dalam bahasa Arab berasal dari kata Arnia dalam bahasa Yunani.
Menurut orang Ibrani, namanya Khunukh. Ada
juga yang bilang bahwa ia lahir dan besar di Babylonia .
Oleh karena itu, Idris berniat meninggalkan mereka dan
menyuruh orang yang mentaatinya untuk mengikutinya. Namun, mereka merasa
keberatan jika harus meninggalkan tempat kelahiran. Mereka berkata, “Jika kita
pergi, apakah kita akan menemukan negeri seperti Babilon ini? Idris menjawab,
“Jika kita hijrah karena Allah, maka Dia akan memberi rezeki di negeri yang
lain.” Maka Idris bersama kaumnya hijrah menuju negeri Mesir. Mereka melihat
sungai Nil. Beliau berhenti di tepi sungai itu seraya bertasbih kepada Allah.
Nabi Idris beserta umatnya bermukim di Mesir, menyeru manusia kepada Allah dan
mengajak pada budi pekerti mulia.”[2]
Setelah
dewasa, ia meninggalkan Mesir, berkelana keliling dunia. Pada usia 82 tahun, ia
'pulang kampung'. Saat itu juga ia menerima wahyu lewat Jibril.
Ia ditugaskan mengajak kaum Qabil
yang sesat. Ia mengajak berbuat kebaikan, hidup sederhana, shalat, berpuasa
pada hari-hari tertentu dan mengeluarkan zakat. Jadi, perintah ibadah itu sudah
ada lho.
Nabi Idris ini termasuk orang
pertama yang jago menunggang kuda, jago ilmu alam, tulis menulis dan berhitung.
Sebuah riwayat menyebutkan
bahwa pada masa Idris terdapat 72 bahasa yang digunakan oleh manusia. Allah
mengajarkan kemampuan berbahasa kepada Idris, agar ia mampu berkomunikasi
dengan setiap kelompok manusia dengan bahasa mereka. Hal ini sebagaimana
dijelaskan dalam al-Qur’an: “Kami tidak
mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya.” (Qs. Ibrahim:
4)
Idris adalah orang pertama yang mengajar tentang
Kebijakan Perkotaan dan merancang prinsip dasar mendirikan perkotaan kepada
kaumnya. Karena jasanya itu, setiap kelompok umat membangun perkotaan di bumi.
Dan pada masa Idris telah tersebar 188 kota .
Idris
terkenal dengan ajaran hikmahnya. Di antara hikmah beliau adalah: “Sebaik-baiknya
dunia adalah kerugian dan sejelek-jeleknya adalah penyesalan”;
Ia juga sangat gagah berani sehingga
digelari 'Asadul Usud' alias singa segala singa.
Ia belajar segala macam ilmu
peninggalan Nabi Adam dan Syits as. Pantas... Kalau begitu, beliau ini termasuk
cendekiawan generasi pertama ya.
Pada cincinnya tertulis 'Iman kepada
Allah mendatangkan kesuksesan'. Pada baju yang digunakannya untuk shalat
jenazah tertulis 'Orang yang berbahagia ialah yang dapat melihat amal-amal baik
bagi dirinya dan syafaat di sisi Tuhannya'.
Ia pernah berkata, "Tidaklah
seseorang dapat bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang Ia berikan kepada
makhluk-Nya. Apabila kamu berdoa kepada Allah, maka ikhlaskanlah niatnya.
Kerjakanlah puasa dan shalat. Janganlah dengki atas rezeki yang mereka peroleh,
karena mereka cuma menikmati sedikit saja. Barangsiapa melebihi batas
kecukupannya, ia pun tidak akan pernah merasa cukup. Kehidupan jiwa adalah di
dalam hikmah".
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari,
dari Anas bin Malik ra., ketika Rasulullah saw mi'raj ke langit, beliau bertemu
Nabi Idris di suatu tempat. Idris berkata, "Selamat datang saudara yang
saleh dan Nabi yang saleh".
Rasul bertanya, "Siapakah dia,
wahai Jibril?"
Jibril menjawab, "Dialah
Idris".
Ayat-ayat
yang berkisah tentang Nabi Idris as:
QS Al
Anbiyaa 85-86, Maryam 56-57.
Luar biasa. Ternyata ada kisah yang bisa digali sangat banyak dari sosok nabi Idris as. Dan kisah demikian perlu dimunculkan kembali di tengah maraknya tokoh fiksi. Jika tidak, kelak anak cucu manusia Indonesia jangan-jangan yang mulsim sangat dekat dengan tokoh fiksi tapi nol mengenal para nabi. Ih, mungkin sekarang juga sudah kali, ya, Mbak?
BalasHapusSalam santun dari Yogyakarta.
Iya, mbak, kisah nabi itu bagian dari pembangunan karakter menurutku sih :)
HapusRasul dan Nabi, bukannya ya...makasih, mba nanti mau bacain buat anak (terjemahin ke bahasa inggris dulu)
BalasHapusWaduwww harus diterjemahkan dulu yaa?
BalasHapusWaduwww harus diterjemahkan dulu yaa?
BalasHapusWaahh menarikkk jadi pengen tahu detailnya ttg ilmu tata kota dr Nabi Idris...
BalasHapusLuar biasa ya, Nabi Idris itu kalau di zaman sekarang disebutnya multitasking. Masya Allah....
BalasHapusSubhanallah, itu padahal ribuan tahun lalu ya...
BalasHapus