Minggu, 26 November 2017

Nabi Ya'qub Bapak Bani Israil

Dia adalah Ya’qub putra Ishaq bin Ibrahim AS. Ibunya bernama Rifqah binti Batutsil bin Nahur bin Azar. Para sejarawan menamainya Tarih. Nahur adalah saudara Ibrahim AS. Ya’qub AS adalah ayah dari dua belas orang anak, kepada beliaulah suku bangsa bani Isra’il dinisbatkan. Ya’qub diberinama Isra’il sebagaimana firman Allah berikut:
“Semua makanan adalah halal bagi bani Isra’il selain makanan yang diharamkan oleh Isra’il (Ya’qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah, ‘(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bawalah dia jika kamu orang-orang yang benar.” (Qs. Ali ‘Imran: 93)
Para pengikut kitab Taurat menuturkan bahwa Allah menamai Ya’qub Isra’il. Dalam bahasa Ibrani berarti Ruh Allah. Ini maksudnya agar kita mengetahui bahwa Isra’il adalah nama lain Ya’qub AS, sebagaimana telah kami jelaskan, dan kepadanya bangsa Yahudi dinisbatkan.
Kisah kenabian Ya'qub as dimulai dengan kepergiannya ke Fadam Aram, Babylonia, Irak, atas perintah ibunya, Rifqah. Di sana dia tinggal sama pamannya, Laban. Paman Laban sayang banget sama Ya'qub. Kebetulan pamannya ini tajir banget dan dermawan pula. Ya'qub senang mencontoh kedermawanan pamannya.
Suatu malam Ya'qub bermimpi didatangi malaikat. Malaikat itu bilang kalau kelak Ya'qub akan dikaruniai anak cucu yang bakal memimpin daerah itu. Setelah itu beliau berjanji akan membangun sebuah rumah ibadah di situ.
Paman Laban mempunyai dua putri, namanya Layya dan Rachel. Ya'qub lebih tertarik kepada Rachel. Namun karena Layya lebih tua, pamannya menjodohkannya dengan Layya.
Ya'qub menyampaikan niatnya untuk menikahi Rachel. Pamannya menolak, dan mengajukan syarat. Jika Ya'qub ingin juga nikah dengan Rachel, ia harus mengabdi dengan menggembala kambing dan bertani di tanah milik sang paman selama tujuh tahun. Lama banget ya?
Karena rasa cintanya, Ya'qub memenuhi syarat itu. So... happy ending lah. Ya'qub bisa menikahi Rachel sebagai istri keduanya. Layya dan Rachel memiliki budak bernama Balhah dan Zulfa, yang diberikan pula kepada beliau untuk dinikahi. Nabi Ya'qub kemudian dikaruniai 12 anak dari 4 istrinya.
Dari Layya: Ruben/Rabil, Syam'un, Lawi/Levi, Yehuda, Yasakir, dan Zebulon.
Dari Rachel: Yusuf (kemudian jadi Nabi juga) dan Benyamin.
Dari Balhah: Daan dan Naftali.
Dari Zulfa: Jaad dan Asyir.
Dari asbath (anak cucu) ini kelak lahir beberapa nabi:
Dari asbath Levi: Nabi Musa, Harun, Ilyas, Ilyasa.
Dari asbath Yehuda: Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, Isa.
Dari asbath Benyamin: Yunus.
Setiap putra nabi Ya’qub AS menjadi bapak dari anak cucu bani Isra’il. Para sejarawan menyatakan, masing-masing putra Ya’qub dikaruniai anak ketika beliau berada di Iraq, ketika tinggal bersama pamannya untuk menggembala domba, selain Bunyamin. Bunyamin dilahirkan setelah Ya’qub kembali ke tempat kelahiran beliau, di daerah Ka’an, Palestina.
Setelah 20 tahun tinggal bersama pamannya, Nabi Ya'qub kembali ke kampung halamannya. Saudaranya menyambut dengan 400 orang sehingga bikin dia lumayan ngeper. Maka dia mendoakannya serta menyiapkan hadiah yang banyak untuk melunakkan hati saudaranya.
Akhirnya mereka berbaikan. Sang kakak menyingkir ke gunung Sa'ir. Ya'qub tinggal di kota Hebron yang dikenal dengan nama Al Khalil.
Penglihatan Ya’qub AS terganggu karena terlalu sering memikirkan putranya, Yusuf AS, yang telah dianiaya oleh saudara-saudaranya. Namun, kemudian Allah mengembalikan penglihatannya setelah bertemu dengan Yusuf, setelah sekian lama berpisah, dan mengalami penderitaan dan kesedihan yang hebat. Hal ini seperti difirmankan oleh Allah, “Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Ya’qub, lalu dia dapat melihat kembali.” (Qs. Yusuf: 96). Beliau bertemu kembali dengan Yusuf di Mesir. Ya’qub meninggal dunia pada usia 147 tahun, bertepatan dengan 17 tahun setelah berkumpul kembali dengan putra tercinta, Yusuf. Ya’qub berwasiat kepada Yusuf, agar jenazahnya dimakamkan bersama bapak  beliau, Ishaq. Dan, Yusuf pun melaksanakan wasiat itu. Beliau berjalan menuju Palestina dan memakamkan jenazah Ya’qub di sisi ayahnya  di sebuah gua di Hebron, kota al-Khalil.

Ayat-ayat tentang Nabi Ya'qub as:
QS Shad 45-47.

Minggu, 05 November 2017

Nabi Ishaq, Sang Putra Kedua Ibrahim

Saat Nabi Ibrahim as dan istrinya Sarah sudah sangat tua (Nabi Ibrahim sudah berumur 100 tahun, ngebayang nggak?), Allah memberikan berita gembira dan mengejutkan. Sarah hamil! Tak terbayangkan bahagianya pasangan suami istri itu.
Ketika lahir, anak mereka dinamai Ishaq. Ishaq tumbuh menjadi anak berperangai baik. Sejak remaja ia membantu ayahnya berdakwah di daerah Kana'an, Palestina. Allah mengangkatnya menjadi Nabi untuk masyarakat Kana'an.
Ketika ia sudah siap menikah, ayahnya menjodohkannya dengan seorang perempuan shalehat bernama Rifqah binti Bitawael bin Nahur. Lebih dahulu Nabi Ibrahim meminta seorang pelayannya pergi ke Harran, Irak, untuk menjumpai saudaranya, kemudian memilihkan jodoh terbaik bagi Ishaq. Nahur adalah saudara kandung Nabi Ibrahim. Ibrahim tidak menginginkan anaknya menikah dengan perempuan Kana'an, sebab mereka kebanyakan belum beriman dan kurang baik.
Pernikahan Ishaq dan Rifqah dikaruniai dua putra, Aisu (Al Ish) dan Ya'qub (Israil). Mereka lahir setelah 10-20 tahun pernikahan ayah dan ibunya. Ya'qub kemudian jadi nabi juga. Dari keturunannya itu lahirlah nabi-nabi dari kalangan Bani Israil.
Nabi Ishaq lebih dekat dengan Aisu karena ia anak sulung. Rifqah, sang ibu, lebih dekat dengan Ya'qub karena anak bungsu. Tapi bukan berarti beliau berdua pilih kasih lho.
Suatu hari Nabi Ishaq minta Aisu mengambilkan makanan untuknya. Tapi Ya'qub lebih cepat melayani ayahnya. Beliau senang sekali dan mendoakannya. Akibatnya Aisu jadi marah. Supaya nggak jadi ribut, Rifqah menyuruh Ya'qub pergi ke rumah bibi dan pamannya di Irak.

Ishaq hidup selama 180 tahun dan wafat di daerah Kan’aniy. Beliau dimakamkan di al-Khalil, Hebron, di sebuah gua, tempat Ibrahim dimakamkan.

Ayat-ayat tentang kisah Nabi Ishaq as:
QS Ash Shaffat 112-113, Shad 45-47, Hud 71-73.