Minggu, 22 Oktober 2017

Nabi Hud dan Angin Panas bagi Kaum Ad

Nabi Hud adalah utusan Allah yang dikirim kepada kaum 'Ad yang mendiami daerah Al Ahqaf. Menurut para ahli sejarah, daerah Al Ahqaf itu letaknya diantara Yaman dan Amman (Yordania) sampai Hadramaut dan Asy Syajar. Allah mengutus Hud pada satu kabilah besar bangsa 'Amaliq (suku bangsa yang tinggal di sebelah utara Palestina kuno-terj) yang disebut dengan kabilah atau kaum 'Ad. Berkenaan dengan kaum 'Ad al-Qur'an menuturkan:
"Kaum 'Ad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka berkata: 'Mengapa kamu tidak bertakwa?" (Qs. As-Syu'ara': 123-124)
Kaum 'Ad adalah salah satu kabilah Arab yang telah punah, keturunan dari Sam bin Nuh. Kaum ini dinamakan dengan 'Ad sebab dinisbatkan pada salah seorang kakek mereka, yaitu 'Ad bin 'Iwadh bin Arim bin Sam.
Sebenarnya 'Ad adalah nama seorang laki-laki yang bertubuh tinggi besar dan kuat. Tingginya sampai seratus hasta. Saking gedenya, kepalanya terlihat seperti kubah dan kedua matanya bagai pintu dua buah kota. Ad dan anak cucunya membangun sebuah kota dengan tiang-tiang yang kokoh, diberi nama Iram.
Kaum 'Ad membentuk keluarga dan membuat ciri biar ketahuan jelas keluarga 'Ad-nya. Soalnya mereka bangga banget dengan silsilahnya. Tanda itu ada di dahi dan ubun-ubun. Mereka terkenal bukan hanya karena kekuatan fisik, tapi juga karena kecerdasannya. Sayang banget mereka malah kufur dan suka menyembah berhala. Berhala yang mereka sembah ada tiga yaitu: Shada', Shamud, dan Al Haba'.
Nabi Hud juga termasuk kaum 'Ad dan berasal dari keluarga terhormat. Secara fisik dan intelektual ia juga memiliki ciri-ciri istimewa kaum 'Ad. Namun wajahnya ramah dan ceria.
Silsilah Nabi Hud
Dia adalah Hud AS putra Abdullah bin Rabbah bin al-Khulud bin 'Ad, kakek buyut kaumnya. Nasab beliau bersambung hingga ke Sam bin Nuh AS. Nasab ini berdasarkan keterangan yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Ibnu Ishaq menyebutkan nasab keturunan Hud yang berbeda dengan nasab di atas.
Pekerjaan kaum 'Ad adalah petani pengolah tanah yang ulet. Nggak heran tanahnya jadi subur sekali. Mereka jadi kaya raya dan makmur. Mereka gemar membangun gedung-gedung mewah di kota. Oleh Allah mereka dikaruniai harta benda dan kemewahan dunia.
Fisik kaum 'Ad sangat kuat dan tempat tinggal mereka sangat besar dan kuat. Jika mereka berjalan, tanah yang ada di bawah telapak mereka akan bergetar karena menyangga bobot mereka yang berat. Mereka ibarat gunung karena saking tinggi dan besarnya. Namun, mereka tertipu oleh kekuatan tersebut dan sombong kepada Allah.
Sayang banget mereka jadi sombong dan belagu. Boro-bor mau bersyukur. Sukanya saling menyombongkan diri, suka saling memfitnah, dan menurutkan hawa nafsu. Mereka juga hobi banget berantem.
Yang nyebelin lagi, mereka malah menyembah berhala yang mereka anggap sebagai perantara Tuhan, katanya sih bisa memberi syafaat/pertolongan ke mereka. Nama berhalanya Shada, Shamud, dan Al Haba.
Nabi Hud tidak bosan berdakwah kepada mereka. Tapi pemimpin-pemimpin mereka malah mencela dan menghina Nabi Nuh dengan kata-kata kasar dan tidak sopan. Mereka tetap nggak percaya kalau Nabi Hud itu nabi beneran!
Allah kemudian menurunkan azab awalan kepada kaum 'Ad. Daerah mereka yang tadinya subur, banyak hujan, sekarang tandus. Allah memberhentikan hujan selama 3 tahun. Huaaa... kering banget kan?
Dasar mereka memang wataknya keras dan sombong. Sudah ditimpa musibah begitu, mereka tetap saja nggak beriman. Meski Nabi Hud juga tetap gigih menyeru.
Mereka mengirimkan utusan dipimpin Qil bin 'Anzah untuk meminta hujan ke tanah Haram. Di tengah jalan mereka ketemu seseorang bernama Mu'awiyah bin Bakar.
Dasar dodol, mereka malah berpesta minuman keras dan menonton tarian syahwat dari budak-budak perempuan. Qil bin 'Anzah lah yang pertama ingat misi mereka sebenarnya.
Di perjalanan, Qil bin 'Anzah melihat tiga gumpalan awan. Warnanya ada yang putih, merah, dan hitam. Tiba-tiba terdengar suara dari langit, "Kamu pilih awan yang mana?"
Qil yakin kalau awan hitam itu berisi mendung yang akan menghasilkan hujan. Maka dengan pedenya dia memilih awan hitam.
Awan hitam itu sampai di Iram. Ada seorang perempuan yang pertama melihatnya, malah berteriak keras sampai pingsan. Ia bilang, "Aku lihat angin yang bertiup kayak bola api yang dikawal beberapa laki-laki!"
Kaum 'Ad mengira itulah awan hujan. Mereka nggak percaya perkataan Nabi Hud kalau itu azab Allah.
Allah mengirim awan yang sangat tebal dari langit. Tatkala kaum 'Ad melihat awan itu mereka senang dan bergembira, dan mengira akan turun hujan lebat. Mereka menyangka Allah telah melimpahkan rahmat-Nya dan mengabulkan permohonannya. Ketika awan tersebut menjadi gelap, mereka melihat awan itu sangat hitam legam, lalu angin menerpa mereka .
Benar juga. Angin keluar semakin kencang dari awan hitam itu, berupa halaqih yaitu angin yang dingiiiin sekali dan sama sekali nggak bawa hujan.
Angin dingin itu mematikan. Ibaratnya orang masuk ke guapun, angin itu akan tetap nguber orang itu sampai membunuhnya.

Finally, Allah mengazab kaum 'Ad dengan azab yang lebih pedih. Ditiupkan angin kencang yang panas selama delapan hari tujuh malam. Saking panasnya, angin itu bisa membakar manusia! Kaum Ad itu semua binasa. Mayat-mayat beterbangan dan bergelimpangan di tanah yang tadinya subur makmur itu.
Akan halnya Nabi Hud dan kaumnya sebelumnya telah diam-diam meninggalkan daerah itu. Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa Nabi Hud menjauhi kaum Ad dan menetap di Mekkah hingga wafat dan dimakamkan di sana.
Allah memerintahkan Nabi Hud dan orang-orang yang beriman untuk menyelamatkan diri melewati sebuah dermaga. Ajaib sekali, ketika mendekati dermaga tersebut, angin berubah menjadi lembut dan sejuk.
Nabi Hud dan orang-orang mukmin berhasil meninggalkan Iram. Beliau hidup hingga seratus lima puluh tahun setelah kejadian itu. Beliau dimakamkan di Hadramaut.
Beliau wafat pada usia 472 tahun. Jenazahnya dimakamkan di sebelah timur Hadramaut.

Ayat-ayat yang mengisahkan Nabi Hud as. dan kaum 'Ad:
QS Al A'raaf 65, Hud 50, Asy Syuaraa 128-135, Hud 52, Al Haqqah 6-8.