Minggu, 04 Februari 2018

Nabi Ayyub, Tabah Diguncang Prahara



            Nabi Ayyub adalah putra Al Ish bin Ishaq ra dan putri Nabi Luth as. Ia mewarisi kekayaan dari ayahnya. Ia menikah dengan Rahmah putri Efrayim bin Yusuf as. Beliau diutus Allah untuk berdakwah kepada kaumnya, yaitu Hauran dan Tih.
Para ulama berbeda pendapat tentang silsilah keturunan nabi Ayyub AS, sampai-sampai Abu al-Baqa’ berkata, “Tidak satupun pendapat tentang  silsilah Ayub yang shahih.” Tetapi Ibnu Katsir menegaskan bahwa Ayyub adalah keturunan al-‘Ish putra Ishaq. Sedangkan ibunya adalah putri Luth AS. Ibnu Katsir mengutip pendapat ini dari Ibnu ‘Asakir. Dari beberapa pendapat yang ada yang paling kuat adalah pendapat Ibnu Ishaq, sebagai berikut: “Ayub adalah putra Amush bin Zarih bin al-‘Ish bin Ishaq bin Ibrahim AS.”
            Nabi Ayyub as sangat dermawan. Meskipun paling tajir di negeri Syam, beliau senang menjamu fakir miskin di sebuah meja makan yang khusus dan lengkap.
            Namun kita tahu iblis kan? Iblis sirik banget sama Ayyub. Iblis minta sama Allah untuk dikasih izin menggoda Ayyub sehingga Allah murka.
            Dasar rese, iblis mengumpulkan seluruh bala tentaranya untuk membakar rumah Ayyub. Hancur dan habislah seluruh harta Ayyub. Tapi subhanallah, Ayyub nggak goyah keimanannya.
            Masih dendam, iblis lalu merobohkan rumah Hurmula, anak tertua nabi Ayyub. Padahal semua anak Nabi Ayyub lagi ngumpul di meja makan. Karena peristiwa itu, semua anak nabi Ayyub tewas di tempat.
            Namun nabi Ayyub tidak juga goyah. Ia tetap rajin shalat, bersyukur dan berdakwah.
            Si iblis makin panas dong. Ketika Nabi Ayyub sedang shalat, iblis jahat itu meniup mulut dan hidung beliau. Tiba-tiba tubuh beliau menggembung kayak balon. Badannya berkeringat dan terasa berat.
            Tak lama beliau menderita sakit kulit parah. Badannya bau, penuh darah, nanah dan ulat. Semua orang menjauhi dan mencemoohnya. Kedua istrinya juga minta cerai, kecuali Rahmah yang tetap setia.
            Nabi Ayyub dan Rahmah tetap sabar. Beberapa kali mereka diusir dari satu kampung ke kampung lain. Untuk membiayai hidup mereka berdua, Rahmah bekerja sebagai pembantu di kampung. Namun ketika tahu Rahmah adalah istri Ayyub, mereka mengusirnya. Hanya tinggal dua belas karet rambutnya yang ia miliki. Karena sudah benar-benar tidak punya uang, karet-karet rambut itupun dijual Rahmah untuk biaya hidup.
            Setelah beberapa lama Ayyub sakit parah, Rahmah meminta agar sebagai Nabi, Ayyub berdoa kepada Allah untuk minta kesembuhan. Benarlah selesai berdoa, Allah memberi jawaban.
            Nabi Ayyub segera menjejakkan kakinya ke tanah. Sesuai janji Allah, dari tanah itu memancar air. Nabi Ayyub segera mandi dan membersihkan dirinya. Alhamdulillah...subhanallah... penyakitnya hilang nggak berbekas! Luar biasa sekali!
            Bahkan Allah juga mengembalikan harta kekayaannya seperti semula. Ayyub dan istrinya kembali kepada kebiasaan semula yaitu memberi derma kepada fakir miskin. Subhanallah yaa...
            Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang lamanya beliau menderita sakit. Ada yang bilang 3 tahun, 7 tahun beberapa bulan, dan 18 tahun. Pada waktu sakit, usianya sekitar 70 tahunan.
Ayyub hidup selama 93 tahun. Allah mengarunia beliau harta benda dan anak kerutunan. Beliau mempunyai 26 anak laki-laki, salah satunya bernama Bisyr di mana sebagian ahli sejarah menyebutnya “Dzul Kifli” yang digolongkan oleh al-Qur’an dalam kalangan para rasul. Tugas kerasulan Ayyub ditujukan kepada umat Romawi. Sebab itulah, para sejarawan menyatakan bahwa beliau termasuk umat Romawi. Tempat tinggalnya berada di daerah Damaskus dan sekitarnya, sebagaimana penjelasan sebagian ahli sejarah.


Ayat-ayat tentang Nabi Ayyub as:
QS Al Baqarah 155-156, An Nisaa 163, Al Anbiyaa 83-84, Shad 41-42.