Nabi Ayyub adalah putra Al Ish bin
Ishaq ra dan putri Nabi Luth as. Ia mewarisi kekayaan dari ayahnya. Ia menikah
dengan Rahmah putri Efrayim bin Yusuf as. Beliau diutus Allah untuk berdakwah
kepada kaumnya, yaitu Hauran dan Tih.
Para ulama berbeda pendapat tentang silsilah keturunan
nabi Ayyub AS, sampai-sampai Abu al-Baqa’ berkata, “Tidak satupun pendapat
tentang silsilah Ayub yang shahih.”
Tetapi Ibnu Katsir menegaskan bahwa Ayyub adalah keturunan al-‘Ish putra Ishaq.
Sedangkan ibunya adalah putri Luth
AS. Ibnu Katsir mengutip pendapat
ini dari Ibnu ‘Asakir. Dari beberapa pendapat yang ada yang paling kuat adalah
pendapat Ibnu Ishaq, sebagai berikut: “Ayub adalah putra Amush bin Zarih bin
al-‘Ish bin Ishaq bin Ibrahim AS.”
Nabi Ayyub as sangat dermawan.
Meskipun paling tajir di negeri Syam, beliau senang menjamu fakir miskin di
sebuah meja makan yang khusus dan lengkap.
Namun kita tahu iblis kan? Iblis
sirik banget sama Ayyub. Iblis minta sama Allah untuk dikasih izin menggoda
Ayyub sehingga Allah murka.
Dasar rese, iblis mengumpulkan
seluruh bala tentaranya untuk membakar rumah Ayyub. Hancur dan habislah seluruh
harta Ayyub. Tapi subhanallah, Ayyub nggak goyah keimanannya.
Masih dendam, iblis lalu merobohkan
rumah Hurmula, anak tertua nabi Ayyub. Padahal semua anak Nabi Ayyub lagi
ngumpul di meja makan. Karena peristiwa itu, semua anak nabi Ayyub tewas di
tempat.
Namun nabi Ayyub tidak juga goyah.
Ia tetap rajin shalat, bersyukur dan berdakwah.
Si iblis makin panas dong. Ketika
Nabi Ayyub sedang shalat, iblis jahat itu meniup mulut dan hidung beliau.
Tiba-tiba tubuh beliau menggembung kayak balon. Badannya berkeringat dan terasa
berat.
Tak lama beliau menderita sakit
kulit parah. Badannya bau, penuh darah, nanah dan ulat. Semua orang menjauhi
dan mencemoohnya. Kedua istrinya juga minta cerai, kecuali Rahmah yang tetap
setia.
Nabi Ayyub dan Rahmah tetap sabar.
Beberapa kali mereka diusir dari satu kampung ke kampung lain. Untuk membiayai
hidup mereka berdua, Rahmah bekerja sebagai pembantu di kampung. Namun ketika
tahu Rahmah adalah istri Ayyub, mereka mengusirnya. Hanya tinggal dua belas
karet rambutnya yang ia miliki. Karena sudah benar-benar tidak punya uang,
karet-karet rambut itupun dijual Rahmah untuk biaya hidup.
Setelah beberapa lama Ayyub sakit
parah, Rahmah meminta agar sebagai Nabi, Ayyub berdoa kepada Allah untuk minta
kesembuhan. Benarlah selesai berdoa, Allah memberi jawaban.
Nabi Ayyub segera menjejakkan
kakinya ke tanah. Sesuai janji Allah, dari tanah itu memancar air. Nabi Ayyub
segera mandi dan membersihkan dirinya. Alhamdulillah...subhanallah...
penyakitnya hilang nggak berbekas! Luar biasa sekali!
Bahkan Allah juga mengembalikan
harta kekayaannya seperti semula. Ayyub dan istrinya kembali kepada kebiasaan
semula yaitu memberi derma kepada fakir miskin. Subhanallah yaa...
Para ahli tafsir berbeda pendapat
tentang lamanya beliau menderita sakit. Ada yang bilang 3 tahun, 7 tahun
beberapa bulan, dan 18 tahun. Pada waktu sakit, usianya sekitar 70 tahunan.
Ayyub hidup selama 93 tahun. Allah mengarunia beliau
harta benda dan anak kerutunan. Beliau mempunyai 26 anak laki-laki, salah
satunya bernama Bisyr di mana sebagian ahli sejarah menyebutnya “Dzul Kifli” yang digolongkan oleh
al-Qur’an dalam kalangan para rasul. Tugas kerasulan Ayyub ditujukan kepada
umat Romawi. Sebab itulah, para sejarawan menyatakan bahwa beliau termasuk umat
Romawi. Tempat tinggalnya berada di daerah Damaskus dan sekitarnya, sebagaimana
penjelasan sebagian ahli sejarah.
Ayat-ayat
tentang Nabi Ayyub as:
QS
Al Baqarah 155-156, An Nisaa 163, Al Anbiyaa 83-84, Shad 41-42.