Minggu, 21 Januari 2018

Nabi Yusuf : The Eligible Bachelor yang Lurus Hati



            Nabi Yusuf as adalah putra Nabi Ya'qub as dengan Rachel. Sejak kecil ia paling taat pada orang tuanya dan paling ganteng pula. Ibunya sudah meninggal ketika ia dan Benyamin, adiknya, masih sangat kecil. Itu sebabnya saudara-saudaranya jadi iri sama beliau.
            Suatu malam Yusuf bermimpi tentang sebelas bulan dan matahari yang bersujud padanya. Mimpi itu ia ceritakan pada ayahnya. Ayahnya yang tahu maksud mimpi itu jadi khawatir, maka ia minta agar Yusuf nggak membocorkan mimpinya ke saudara-saudaranya.
            Akan halnya, saudara-saudara Yusuf makin besar rasa bencinya. Mereka sibuk berunding, mau diapain si Yusuf ini? Ada yang usul, dibunuh aja. Ada juga yang bilang, buang aja ke tempat yang jauh. Tiba-tiba Yehuda, salah satu sauara Yusuf usul, "Kita cemplungin ke sumur aja. Nanti kalau ada orang lewat kan pasti diambil juga".       
            Yang lain setuju dengan usul itu. Makanya mereka segera membujuk ayah mereka untuk membiarkan mereka jalan-jalan sama Yusuf. Mulanya ayah mereka nggak kasih. Dia khawatir Yusuf diapa-apain sama anak-anaknya yang bangor-bangor itu. Tapi karena didesak terus, akhirnya dilepaskan juga Yusuf untuk diajak pergi bermain dengan saudara-saudaranya. Benyamin, saudara Yusuf seibu, nggak diajak. Soalnya umurnya masih terlalu kecil, lagian dia kan sekandung dengan Yusuf. Bisa rese nanti!
            Setibanya di tempat yang dituju, mereka main kucing-kucingan sambil buka baju. Lalu Yusuf mereka masukkan ke timba, dan... plung! Dia diceburkan ke dalam sumur. Bocah-bocah bangor itu berlarian pulang, setelah melumuri baju Yusuf dengan darah binatang.
            Di rumah, mereka menangis dan bilang kalau Yusuf dimakan serigala. Sudah tentu ayahnya jadi sangat sedih.
            Sementara itu di sumur tempat Yusuf diceburkan, lewatlah orang-orang Madyan yang mencari air. Pas mau menimba air, mereka merasa... kok timbanya berat banget sih? Saat mengangkat timba, mereka kaget sekali melihat ada bocah kecil yang lucu dan ganteng di situ. Hii... gemes kali ya?
            Bocah Yusuf mereka bawa ke Madyan dan diserahkan ke seorang pejabat bernama Qiftir Al Aziz untuk dijadikan budak. Karena baik dan rajin, Qiftir dan istrinya, Zulaikha, sayang padanya dan menganggapnya anak sendiri.
            Semakin dewasa, Yusuf makin kelihatan gantengnya. Zulaikha jadi jatuh hati padanya. Diam-diam Yusuf juga mulai tertarik pada istri pejabat yang masih muda dan cantik itu.
            Saat Qiftir tidak ada di rumah, Zulaikha merayunya untuk berbuat tidak senonoh. Untunglah Yusuf sangat kuat iman. Ia berlari ke laur. Tepat saat itu Qiftir masuk dan mendapati kejadian itu.
            Karena takut sama suaminya, Zulaikha membuat fitnah seolah-olah Yusuf yang kurang ajar padanya. Terjadi debat antara mereka. Dengan izin Allah, bayi Zulaikha yang belum bisa bicara, tiba-tiba ngomong memberikan kesaksian. Terbukti deh, Yusuf yang benar.
            Setelah itu, peristiwa itu menyebar kemana-mana, entah siapa yang ember. Yang jelas bukan Yusuf. Zulaikha juga tahu kalau dia digosipin. Untuk membersihkan namanya, ia mengundang para istri pejabat ke rumahnya.
            Di situ mereka disuguhi buah semacam mangga dan pisaunya sekalian. Lalu ia memanggil Yusuf. Hmm... begitu melihat ada pemuda ganteng keluar, spontan para ibu itu bengong asli! Sampai-sampai pada nggak kerasa sudah memotong tangannya!
            Sejak saat itu gosip tentang Zulaikha berhenti. Namun Qiftir tetap khawatir. Dia tahu istrinya bersalah, namun dia tetap ingin menjaga nama baiknya. Maka jalan satu-satunya adalah memenjarakan Yusuf. Alhamdulillah, kebetulan Yusuf lebih suka dipenjara.
            Di penjara, Yusuf berkenalan dengan dua pemuda. Mereka menceritakan mimpinya kepada Yusuf. Dengan ilmunya, Yusuf mentakwil/membaca arti mimpi tersebut, dan... tepat. Kalah deh mama Laurent juga!
Setelah beberapa tahun Yusuf menghabiskan waktunya di penjara, datanglah jalan keluar dari Allah. Konon, raja bermimpi yang sangat aneh dan langka. Ia bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang bagus dan gemuk keluar dari sungai, lantas menggembala di pandang rumput hijau. Kemudian dia melihat tujuh ekor sapi betina yang kurus, kerempeng, dan tidak indah dipandang keluar dari sungai dan memakan sapi-sapi yang gemuk. Demikian juga, ia melihat tujuh bulir biji-bijian yang hijau dan bagus lalu berganti dengan tujuh bulir (gandum) kering, lalu memakannya. Raja terbangun dari tidurnya karena kaget dengan mimpinya. Kamudian meminta para ahli sihir dan ulama untuk menafsirkan mimpi itu. Namun, sang raja tidak menemukan jawaban yang memuaskan.
Pada saat itu, penyaji minuman teringat kemampuan Yusuf dalam menafsirkan mimpi. Ia memohon pada raja agar memperkenankan dirinya pergi ke penjara untuk mencari informasi yang meyakinkan. Si penyaji menuman pergi menemui Yusuf dan menceritakan mimpi raja tersebut. Kemudian Yusuf menjelaskan tafsir mimpi sang raja dengan sangat mendalam.
Yusuf berkata, “Negeri ini akan mengalami masa swasembada pangan selama tujuh tahun. Selama itu tanam-tanaman tumbuh dengan subur. Setelah itu tujuh tahun kemudian akan terjadi paceklik hebat. Engkau akan makan daun-daunan hijau dan kering. Penduduk negeri ini harus mempersiapkan perbekalan selama tahun-tahun yang subur untuk menghadapi tahun-tahun paceklik dan kekeringan.” Sang raja takjub dan terheran-heran dengan penjelasan Yusuf, sampai-sampai ia memerintahkan untuk membebaskan Yusuf dari penjara kemudian menjadikan beliau penasihat ahli sekaligus mengangkatnya sebagai salah seorang mentrinya. Penghormatan sang raja ini menetapkan ketidakbersalahan Yusuf, hingga nama baik beliau terlepas dari tuduhan rendah tersebut. Orang-orang menyaksikan kebersihan beliau. Itulah puncak keluhuran jiwa dan keramat kenabian. Seyogyanya kita memperhatikan ayat-ayat berikut:
Raja berkata, ‘Bawalah dia kepadaku.’ Maka tatkala utusan itu datang kepada Yusuf, beliau berkata, ‘Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagaimana halnya wanita-wantia yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka. Raja berkata (kepada wanita-wanita itu), ‘Bagaimana keadaanmu? Ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?’ Mereka berkata, ‘Maha Sempurna Allah, kami tiada mengetahui suatu keburukan darinya. Istri al-‘Aziz berkata, ‘Sekarang jelaslah kebenaran itu. Akulah yang menggodanya untuk menundukkan diriya (kepadaku), sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar.” (Qs. Yusuf: 50-51)
            Arti mimpi raja itu tentang bencana kelaparan yang akan terjadi di Mesir. Yusuf melengkapinya dengan solusi yang akan menyelamatkan Mesir dari bencana. Dan subhanallah... benarlah semuanya.
            Negara-negara sekitar Mesir, termasuk Kana'an (tempat saudara-saudara Yusuf tinggal) juga minta bantuan. Atas jasanya, Yusuf diangkat menjadi menteri ekonomi.
            Saudara-saudara Yusuf datang meminta bantuan. Hati beliau yang lurus dan bersih telah memaafkan mereka. Akhirnya Nabi Ya'qub as sekeluarga tinggal di Mesir.
Para ahli sejarah berkata, “Ketika Yusuf bertemu kembali dengan ayahnya setelah perpisahan, usia Ya’qub saat itu adalah 130 tahun. Tujuh belas tahun kemudian Ya’qub meninggal dunia. Sedangkan Yusuf hidup selama 110 tahun. Beliau meninggal di Mesir, saat itu Yusuf sedang memerintah- dan dimakamkan di sana. Yusuf telah berwasiat kepada saudara-saudara untuk membawa jenazahnya ketika mereka keluar dari Mesir agar dimakamkan di sisi makam ayahnya.
Pada masa Musa AS, jenazah Yusuf dipindahkan ke Syam dan dimakamkan di Neplus, ini menurut pendapat yang lebih kuat. Kewafatan Yusuf itu setelah kelahiran kakek buyutnya, Ibrahim AS, kira-kira selang 361 tahun dan sebelum kelahiran Musa AS kurang 64 tahun, menurut pendapat yang paling shahih.[1]
Di saat mendekati ajal Yusuf memohon kepada Allah, agar Dia mematikannya dalam keimanan dan supaya Allah menemukan dia dengan hamba-hamba-Nya yang saleh. Yusuf berdoa: “Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian ta’bir mimpi. Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (Qs. Yusuf: 101)
Allah mengabulkan doa Yusuf, maka Dia memindahkan beliau ke ar-Rafiq al-‘Ala. Semoga Allah menganugerahkan belas kasih-Nya yang luas dan memberikan kita kematian dalam keadaan iman. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Pengabul segala doa.

Ayat-ayat tentang Nabi Yusuf as:
QS Yuf 4-5, 8-18, 22-24, 26-28, 31, 41-42, 45-49, 54-57, 83, 88-93, 99-101.


[1] Lihat Tarikh At-Thabari, Jilid I, hlm. 330-364; Ibnu al-Atsir, Al-Kamil fii At-Tarikh, Jilid I, hlm. 78-88; dan Ibnu Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah, Jiliid I, hlm. 185-206.