Nabi Hud adalah utusan Allah yang dikirim kepada kaum 'Ad
yang mendiami daerah Al Ahqaf. Menurut para ahli sejarah, daerah Al Ahqaf itu
letaknya diantara Yaman dan Amman
(Yordania) sampai Hadramaut dan Asy Syajar. Allah mengutus Hud pada satu
kabilah besar bangsa ‘Amaliq (suku bangsa yang tinggal di sebelah utara
Palestina kuno-terj) yang disebut dengan kabilah atau kaum ‘Ad. Berkenaan
dengan kaum ‘Ad al-Qur’an menuturkan:
“Kaum ‘Ad telah
mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka berkata: ‘Mengapa kamu tidak
bertakwa?” (Qs. As-Syu’ara’: 123-124)
Kaum ‘Ad adalah salah satu kabilah Arab yang telah punah,
keturunan dari Sam bin Nuh. Kaum ini dinamakan dengan ‘Ad sebab dinisbatkan
pada salah seorang kakek mereka, yaitu ‘Ad bin ‘Iwadh bin Arim bin Sam.
Sebenarnya
'Ad adalah nama seorang laki-laki yang bertubuh tinggi besar dan kuat.
Tingginya sampai seratus hasta. Saking gedenya, kepalanya terlihat seperti
kubah dan kedua matanya bagai pintu dua buah kota. Ad dan anak cucunya
membangun sebuah kota dengan tiang-tiang yang kokoh, diberi nama Iram.
Kaum 'Ad membentuk keluarga dan
membuat ciri biar ketahuan jelas keluarga 'Ad-nya. Soalnya mereka bangga banget
dengan silsilahnya. Tanda itu ada di dahi dan ubun-ubun. Mereka terkenal bukan
hanya karena kekuatan fisik, tapi juga karena kecerdasannya. Sayang banget
mereka malah kufur dan suka menyembah berhala. Berhala yang mereka sembah ada
tiga yaitu: Shada', Shamud, dan Al Haba'.
Nabi Hud juga termasuk kaum 'Ad dan
berasal dari keluarga terhormat. Secara fisik dan intelektual ia juga memiliki
ciri-ciri istimewa kaum 'Ad. Namun wajahnya ramah dan ceria.
Silsilah Nabi Hud
Dia adalah Hud
AS putra Abdullah bin Rabbah bin
al-Khulud bin ‘Ad, kakek buyut kaumnya. Nasab beliau bersambung hingga ke Sam
bin Nuh AS.
Nasab ini berdasarkan keterangan yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Ibnu Ishaq
menyebutkan nasab keturunan Hud yang berbeda dengan nasab di atas.
Pekerjaan kaum 'Ad adalah petani
pengolah tanah yang ulet. Nggak heran tanahnya jadi subur sekali. Mereka jadi
kaya raya dan makmur. Mereka gemar membangun gedung-gedung mewah di kota. Oleh
Allah mereka dikaruniai harta benda dan kemewahan dunia.
Fisik
kaum ‘Ad sangat kuat dan tempat tinggal mereka sangat besar dan kuat. Jika mereka
berjalan, tanah yang ada di bawah telapak mereka akan bergetar karena menyangga
bobot mereka yang berat. Mereka ibarat gunung karena saking tinggi dan
besarnya. Namun, mereka tertipu oleh kekuatan tersebut dan sombong kepada
Allah.
Sayang banget mereka jadi sombong
dan belagu. Boro-bor mau bersyukur. Sukanya saling menyombongkan diri, suka
saling memfitnah, dan menurutkan hawa nafsu. Mereka juga hobi banget berantem.
Yang nyebelin lagi, mereka malah
menyembah berhala yang mereka anggap sebagai perantara Tuhan, katanya sih bisa
memberi syafaat/pertolongan ke mereka. Nama berhalanya Shada, Shamud, dan Al
Haba.
Nabi Hud tidak bosan berdakwah
kepada mereka. Tapi pemimpin-pemimpin mereka malah mencela dan menghina Nabi
Hud dengan kata-kata kasar dan tidak sopan. Mereka tetap nggak percaya kalau
Nabi Hud itu nabi beneran!
Allah kemudian menurunkan azab
awalan kepada kaum 'Ad. Daerah mereka yang tadinya subur, banyak hujan,
sekarang tandus. Allah memberhentikan hujan selama 3 tahun. Huaaa... kering
banget kan?
Dasar mereka memang wataknya keras
dan sombong. Sudah ditimpa musibah begitu, mereka tetap saja nggak beriman.
Meski Nabi Hud juga tetap gigih menyeru.
Mereka
mengirimkan utusan dipimpin Qil bin 'Anzah untuk meminta hujan ke tanah Haram.
Di tengah jalan mereka ketemu seseorang bernama Mu'awiyah bin Bakar.
Dasar dodol, mereka malah berpesta
minuman keras dan menonton tarian syahwat dari budak-budak perempuan. Qil bin
'Anzah lah yang pertama ingat misi mereka sebenarnya.
Di perjalanan, Qil bin 'Anzah
melihat tiga gumpalan awan. Warnanya ada yang putih, merah, dan hitam.
Tiba-tiba terdengar suara dari langit, "Kamu pilih awan yang mana?"
Qil yakin kalau awan hitam itu
berisi mendung yang akan menghasilkan hujan. Maka dengan pedenya dia memilih
awan hitam.
Awan hitam itu sampai di Iram. Ada
seorang perempuan yang pertama melihatnya, malah berteriak keras sampai
pingsan. Ia bilang, "Aku lihat angin yang bertiup kayak bola api yang
dikawal beberapa laki-laki!"
Kaum 'Ad mengira itulah awan hujan.
Mereka nggak percaya perkataan Nabi Hud kalau itu azab Allah.
Allah mengirim awan yang
sangat tebal dari langit. Tatkala kaum ‘Ad melihat awan itu mereka senang dan
bergembira, dan mengira akan turun hujan lebat. Mereka menyangka Allah telah
melimpahkan rahmat-Nya dan mengabulkan permohonannya. Ketika awan tersebut
menjadi gelap, mereka melihat awan itu sangat hitam legam, lalu angin menerpa
mereka .
Benar
juga. Angin keluar semakin kencang dari awan hitam itu, berupa halaqih yaitu
angin yang dingiiiin sekali dan sama sekali nggak bawa hujan.
Angin dingin itu mematikan.
Ibaratnya orang masuk ke guapun, angin itu akan tetap nguber orang itu sampai
membunuhnya.
Finally,
Allah mengazab kaum 'Ad dengan azab yang lebih pedih. Ditiupkan angin kencang
yang panas selama delapan hari tujuh malam. Saking panasnya, angin itu bisa
membakar manusia! Kaum kafir itu semua binasa. Mayat-mayat beterbangan dan
bergelimpangan di tanah yang tadinya subur makmur itu.
Akan halnya Nabi Hud dan kaumnya
sebelumnya telah diam-diam meninggalkan daerah itu. Sebagian ahli sejarah
berpendapat bahwa Nabi Hud menjauhi kaumnya yang kafir dan menetap di Mekkah
hingga wafat dan dimakamkan di sana .
Allah memerintahkan Nabi Hud dan
orang-orang yang beriman untuk menyelamatkan diri melewati sebuah dermaga.
Ajaib sekali, ketika mendekati dermaga tersebut, angin berubah menjadi lembut
dan sejuk.
Nabi Hud dan orang-orang mukmin
berhasil meninggalkan Iram. Beliau hidup hingga seratus lima puluh tahun setelah kejadian itu. Beliau
dimakamkan di Hadramaut.
Beliau wafat pada usia 472 tahun.
Jenazahnya dimakamkan di sebelah timur Hadramaut.
Ayat-ayat
yang mengisahkan Nabi Hud as. dan kaum 'Ad:
QS Al
A'raaf 65, Hud 50, Asy Syuaraa 128-135, Hud 52, Al Haqqah 6-8.