Pada masa kenabian, tersebutlah
sebuah daerah bernama Niniva/Ninawi, yang merupakan ibu kota Asyur (sebuah
kerajaan besar dan kaya) di daerah Mosul, yang terletak di wilayah Irak.
Penduduknya kaya raya, tetapi sombong dan tidak suka beribadah. Mereka suka
menuhankan benda, menyembah berhala, dan memuja tempat-tempat keramat.
Di
daerah Syam, ada seorang yang bijaksana bernama Yunus bin Matta. Allah swt
mewahyukan padanya kenabian. Ia diperintahkan Allah berdakwah ke Niniva.
Al-Qur’an menyebut nama Yunus sebanyak empat kali, dalam surat an-Nisa’, al-An’am,
Yunus, dan as-Shaffat. Dalam dua tempat
beliau disebut dengan sifat tertentu, yaitu Allah memberi julukan kepada Yunus
dengan sebutan Dzun Nun, artinya
ikan, seperti tertuang dalam ayat ke-87 surat al-Anbiya’:
“Dan (ingatlah
kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka
bahwa Kami tidak akan (menyulitkannya dengan siksaan), maka ia menyeru dalam
tempat yang sangat gelap, ‘Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci
Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Nabi Yunus juga terkenal dengan sebutan Shahibul Hut. Ini bisa dilihat dalam
ayat ke-48 dan 49 surat
al-Qalam:
“Maka bersabarlah
kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti
orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan
marah (kepada kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari
Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.”
Dengan demikian, nabi Yunus disebutkan dalam al-Qur’an
sebanyak enam kali. Empat kali dengan nama aslinya dan dua kali dengan sifat
atau julukan.
Ahli sejarah tidak menyebutkan silsilah Yunus AS,
mereka hanya sepakat bahwa nama asli beliau adalah Yunus bin Matta. “Matta
adalah ibu Yunus. Tidak ada seorang rasulpun yang dinisbatkan kepada ibunya
selain Yunus dan ‘Isa AS.” Demikian komentar para ahli sejarah.
Nama beliau menurut ahli Kitab adalah Yunan bin Amtay. Beliau dari keturunan
bani Isra’il dan silsilahnya bersambung sampai Benyamin, salah seorang putra
Ya’qub AS. Benyamin adalah saudara sekandung Yusuf AS.
Tetapi
di Niniva, boro-boro mendapatkan banyak pengikut, Nabi Yunus malah dicela dan
dijadikan bahan olok-olok oleh masyarakat. Selama berdakwah 33 tahun, hanya 2
orang pengikut beliau yaitu Rubil dan Tanukh.
Semua usaha telah dilakukan. Beliau
all out berdakwah. Apa boleh buat? Akhirnya
beliau curhat ke Allah... dan Allah menyuruh beliau berdakwah 40 hari lagi.
Kalau dalam jangka waktu itu nggak ada juga yang beriman, yang berarti
orang-orang Niniva itu kebangetan, Allah akan menurunkan azab-Nya.
Hasilnya? Setelah
40 hari, nggak ada juga tuh tambahan orang beriman! Nabi Yunus benar-benar
sedih. Allah memerintahkan Nabi Yunus untuk segera meninggalkan tempat itu.
Pada hari itu awan tebal
bergulung-gulung di langit. Para penduduk Niniva panik dan keluar rumahnya.
Mereka berkumpul di tanah lapang dan segera bertobat kepada Allah. Mereka juga
bingung mencari Nabi Yunus karena ingin meminta maaf padanya.
Allah Maha Penerima Tobat
mengabulkan doa penduduk Niniva. Sejak saat itu mereka kembali kepada imannya
dan hidup aman serta damai.
Nabi Yunus yang dalam pelarian
mengira Allah jadi mengazab kaumnya. Ia juga takut pulang karena khawatir
reaksi kaumnya.
On the run, beliau tiba di sebuah
pantai dan menumpang sebuah kapal yang mau berlayar.
Di tengah laut, tiba-tiba ada angin
topan dan gelombang besar. Sang nakhoda berkata, "Sesuai tradisi, kalau
ada tanda-tanda badai, kami mempersilakan para penumpang yang merasa banyak
dosa atau yang merasa orang pelarian/buron, sebaiknya menceburkan diri ke laut,
untuk menyelamatkan kapal ini dan penumpangnya. Atau kami akan mengadakan
undian. Siapa yang namanya keluar dalam 3 kali kocokan, berarti dia yang harus
nyebur". Semua penumpang dan ABK sepakat.
Ternyata setelah diundi... nama Nabi
Yunus keluar terus. Akhirnya beliau mengaku kalau beliau memang lari dari
kewajiban dan tugasnya berdakwah. Sesuai kesepakatan pula, dengan berani beliau
terjun ke dalam.
Tepat saat itu, seekor ikan paus
menelannya bulat-bulat. Gleg! Tapi dengan kasih sayang Allah, beliau tetap
selamat dan nggak lapar atau haus selama di dalam perut ikan. Nabi Yunus tidak
sadarkan diri dan hanya bertasbih, bertobat serta beribadah selama 3 hari 3
malam ditelan ikan dan dibawa ikan ke dasar laut. Huaaa... beyond the sea... Di
sana beliau menyaksikan bahkan semua makhluk bertasbih kepada Allah, termasuk
kerikil dan pasir laut. Beliau terus bertasbih hingga mengalami 3 kegelapan:
kegelapan dalam perut ikan, kegelapan dasar laut, dan kegelapan malam.
Atas kuasa Allah juga, tuh ikan
terdampar di pantai dan memuntahkan semua isi perutnya, termasuk Nabi Yunus.
Huekk!
Ketika melihat ada ikan besar banget
di sebelahnya, beliau baru nyadar... "Ohh, aku habis dimakan ikan
toh?"
Beliau segera mulai merasa lapar.
Beliau celingak-celinguk sampai menemukan sebuah rumpun labu (yaqthin) yang
sudah matang dan siap dipetik. Tak habis-habis beliau bersyukur atas
pertolongan Allah.
Akhirnya beliau kembali lagi
berdakwah dan kali ini mendapat ummat yang cukup banyak yaitu total penduduk
Niniva yang 120 ribu jiwa.
Ayat-ayat
tentang kisah Nabi Yunus as:
QS
Yunus 98, Ash Shaffat 141, 143-148, Al Anbiyaa 87.