Minggu, 05 Agustus 2018

Nabi Yunus Pernah Ditelan Ikan Paus


            Pada masa kenabian, tersebutlah sebuah daerah bernama Niniva/Ninawi, yang merupakan ibu kota Asyur (sebuah kerajaan besar dan kaya) di daerah Mosul, yang terletak di wilayah Irak. Penduduknya kaya raya, tetapi sombong dan tidak suka beribadah. Mereka suka menuhankan benda, menyembah berhala, dan memuja tempat-tempat keramat.
            Di daerah Syam, ada seorang yang bijaksana bernama Yunus bin Matta. Allah swt mewahyukan padanya kenabian. Ia diperintahkan Allah berdakwah ke Niniva.
Al-Qur’an menyebut nama Yunus sebanyak empat kali, dalam surat an-Nisa’, al-An’am, Yunus, dan as-Shaffat.  Dalam dua tempat beliau disebut dengan sifat tertentu, yaitu Allah memberi julukan kepada Yunus dengan sebutan Dzun Nun, artinya ikan, seperti tertuang dalam ayat ke-87 surat al-Anbiya’:
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan (menyulitkannya dengan siksaan), maka ia menyeru dalam tempat yang sangat gelap, ‘Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Nabi Yunus juga terkenal dengan sebutan Shahibul Hut. Ini bisa dilihat dalam ayat ke-48 dan 49 surat al-Qalam:
Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.
Dengan demikian, nabi Yunus disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak enam kali. Empat kali dengan nama aslinya dan dua kali dengan sifat atau julukan.
Ahli sejarah tidak menyebutkan silsilah Yunus AS, mereka hanya sepakat bahwa nama asli beliau adalah Yunus bin Matta. “Matta adalah ibu Yunus. Tidak ada seorang rasulpun yang dinisbatkan kepada ibunya selain Yunus dan ‘Isa AS.” Demikian komentar para ahli sejarah. Nama beliau menurut ahli Kitab adalah Yunan bin Amtay. Beliau dari keturunan bani Isra’il dan silsilahnya bersambung sampai Benyamin, salah seorang putra Ya’qub AS. Benyamin adalah saudara sekandung Yusuf AS.
Tetapi di Niniva, boro-boro mendapatkan banyak pengikut, Nabi Yunus malah dicela dan dijadikan bahan olok-olok oleh masyarakat. Selama berdakwah 33 tahun, hanya 2 orang pengikut beliau yaitu Rubil dan Tanukh.
            Semua usaha telah dilakukan. Beliau all out berdakwah. Apa boleh buat? Akhirnya beliau curhat ke Allah... dan Allah menyuruh beliau berdakwah 40 hari lagi. Kalau dalam jangka waktu itu nggak ada juga yang beriman, yang berarti orang-orang Niniva itu kebangetan, Allah akan menurunkan azab-Nya.
            Hasilnya? Setelah 40 hari, nggak ada juga tuh tambahan orang beriman! Nabi Yunus benar-benar sedih. Allah memerintahkan Nabi Yunus untuk segera meninggalkan tempat itu.
            Pada hari itu awan tebal bergulung-gulung di langit. Para penduduk Niniva panik dan keluar rumahnya. Mereka berkumpul di tanah lapang dan segera bertobat kepada Allah. Mereka juga bingung mencari Nabi Yunus karena ingin meminta maaf padanya.
            Allah Maha Penerima Tobat mengabulkan doa penduduk Niniva. Sejak saat itu mereka kembali kepada imannya dan hidup aman serta damai.
            Nabi Yunus yang dalam pelarian mengira Allah jadi mengazab kaumnya. Ia juga takut pulang karena khawatir reaksi kaumnya.
            On the run, beliau tiba di sebuah pantai dan menumpang sebuah kapal yang mau berlayar.
            Di tengah laut, tiba-tiba ada angin topan dan gelombang besar. Sang nakhoda berkata, "Sesuai tradisi, kalau ada tanda-tanda badai, kami mempersilakan para penumpang yang merasa banyak dosa atau yang merasa orang pelarian/buron, sebaiknya menceburkan diri ke laut, untuk menyelamatkan kapal ini dan penumpangnya. Atau kami akan mengadakan undian. Siapa yang namanya keluar dalam 3 kali kocokan, berarti dia yang harus nyebur". Semua penumpang dan ABK sepakat.
            Ternyata setelah diundi... nama Nabi Yunus keluar terus. Akhirnya beliau mengaku kalau beliau memang lari dari kewajiban dan tugasnya berdakwah. Sesuai kesepakatan pula, dengan berani beliau terjun ke dalam.
            Tepat saat itu, seekor ikan paus menelannya bulat-bulat. Gleg! Tapi dengan kasih sayang Allah, beliau tetap selamat dan nggak lapar atau haus selama di dalam perut ikan. Nabi Yunus tidak sadarkan diri dan hanya bertasbih, bertobat serta beribadah selama 3 hari 3 malam ditelan ikan dan dibawa ikan ke dasar laut. Huaaa... beyond the sea... Di sana beliau menyaksikan bahkan semua makhluk bertasbih kepada Allah, termasuk kerikil dan pasir laut. Beliau terus bertasbih hingga mengalami 3 kegelapan: kegelapan dalam perut ikan, kegelapan dasar laut, dan kegelapan malam.
            Atas kuasa Allah juga, tuh ikan terdampar di pantai dan memuntahkan semua isi perutnya, termasuk Nabi Yunus. Huekk!
            Ketika melihat ada ikan besar banget di sebelahnya, beliau baru nyadar... "Ohh, aku habis dimakan ikan toh?"
            Beliau segera mulai merasa lapar. Beliau celingak-celinguk sampai menemukan sebuah rumpun labu (yaqthin) yang sudah matang dan siap dipetik. Tak habis-habis beliau bersyukur atas pertolongan Allah.
            Akhirnya beliau kembali lagi berdakwah dan kali ini mendapat ummat yang cukup banyak yaitu total penduduk Niniva yang 120 ribu jiwa.

Ayat-ayat tentang kisah Nabi Yunus as:
QS Yunus 98, Ash Shaffat 141, 143-148, Al Anbiyaa 87.