Nabi Syuaib as adalah putra Maikail
Yasyar bin Madyan. Beliau masih keturunan Nabi Ibrahim as. Allah mengutusnya
untuk berdakwah kepada kaum Madyan, sebagian ahli tafisr juga menyebut mereka
ashabul aikah, salah satu keturunan bangsa Arab yang bernasab dari Nabi Ibrahim
as. Beliau adalah satu dari empat nabi keturunan Arab yaitu Shaleh, Hud,
Syuaib, dan Muhammad Rasulullah. Syuaib juga dijuluki ahli retoris atau ahli
pidato.
Madyan adalah sebuah perkampungan
yang terletak di daerah Ma'an, di pelosok Syam/Syria yang berbatasan dengan
Hijaz dan dekat danau Luth. Pekerjaan sebagian penduduknya adalah berdagang.
Daerah mereka merupakan tempat transit kafilah-kafilah dagang.
Sebenarnya pada awalnya kaum Madyan
memeluk agama peninggalan Nabi Ibrahim as. Tapi lama-lama mereka jadi
menyimpang. Kekerasa terjadi dimana-mana, soalnya yang dipakai hukum rimba sih.
Banyak penjambretan, pencopetan, dan perampokan. Kalau berdagang mereka juga
suka curang. Timbangannya dikurangi, takaran dipalsukan.
Padahal daerah tempat kaum Madyan
tinggal terkenal sebagai daerah yang amat subur. Tapi boro-boro bersyukur kaum
Madyan malah makin jauh dengan Allah. Dakwah Syuaib kepada kaumnya malah
dihina. Malah pernah beliau diludahi.
Maka Allah menurunkan awal azabnya.
Mula-mula didatangkanlah kemarau panjang. Semua tanaman mati kering,
buah-buahan nggak ada lagi. Ternak-ternak juga mati karena nggak ada yang
dimakan. Negeri Madyan seketika bangkrut.
Nabi Syuaib nggak bosan menyeru
kaumnya supaya sadar. Eh lagi-lagi mereka malah ngeyel dan bilang kalau kemarau
itu bukan azab, tapi pengaruh musim saja. Saking panasnya, air saja seperti
mendidih.
Allah memerintahkan Syuaib dan
kaumnya yang beriman segera meninggalkan Madyan. Orang-orang kafir itu makin
belagu, mereka pikir Syuaib kabur dari Madyan karena malu dan capek dicuekin.
Tak lama kemudian awan muncul
berarak di langit. Orang-orang kafir mengira hujan akan turun. Awan berubah
gelap dan hitam. Makin senanglah mereka. Ramai-ramai mereka keluar berbondong-bondong
dan teriak-teriak kegirangan.
Udara di atas langit Madyan makin
panas. Apa yang mereka kira hujan ternyata salah. Dari awan itu keluarlah
titik-titik api yang panas dan membakar. Selain itu petir menyambar di sana
sini, disertai gempa yang keras. Kaum Madyan binasa, mati tertelungkup, akibat
perbuatannya sendiri.
Nabi Syuaib dan pengikutnya kemudian
sempat tinggal lama di Mekkah. Mereka kembali dan membuka hidup baru di Madyan.
Di sini Nabi Syuaib bertemu dengan Nabi Musa yang akhirnya menikahi putrinya.
Ayat-ayat
tentang Nabi Syuaib as dan kaum Madyan:
QS
Al A'raaf 85-89, Hud 91-92, 94-95, Asy Syu'araa 189.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar