Minggu, 03 Juni 2018

Nabi Syuaib dan Hujan Api


            Nabi Syuaib as adalah putra Maikail Yasyar bin Madyan. Beliau masih keturunan Nabi Ibrahim as. Allah mengutusnya untuk berdakwah kepada kaum Madyan, sebagian ahli tafisr juga menyebut mereka ashabul aikah, salah satu keturunan bangsa Arab yang bernasab dari Nabi Ibrahim as. Beliau adalah satu dari empat nabi keturunan Arab yaitu Shaleh, Hud, Syuaib, dan Muhammad Rasulullah. Syuaib juga dijuluki ahli retoris atau ahli pidato.
            Madyan adalah sebuah perkampungan yang terletak di daerah Ma'an, di pelosok Syam/Syria yang berbatasan dengan Hijaz dan dekat danau Luth. Pekerjaan sebagian penduduknya adalah berdagang. Daerah mereka merupakan tempat transit kafilah-kafilah dagang.
            Sebenarnya pada awalnya kaum Madyan memeluk agama peninggalan Nabi Ibrahim as. Tapi lama-lama mereka jadi menyimpang. Kekerasa terjadi dimana-mana, soalnya yang dipakai hukum rimba sih. Banyak penjambretan, pencopetan, dan perampokan. Kalau berdagang mereka juga suka curang. Timbangannya dikurangi, takaran dipalsukan.            
            Padahal daerah tempat kaum Madyan tinggal terkenal sebagai daerah yang amat subur. Tapi boro-boro bersyukur kaum Madyan malah makin jauh dengan Allah. Dakwah Syuaib kepada kaumnya malah dihina. Malah pernah beliau diludahi.
            Maka Allah menurunkan awal azabnya. Mula-mula didatangkanlah kemarau panjang. Semua tanaman mati kering, buah-buahan nggak ada lagi. Ternak-ternak juga mati karena nggak ada yang dimakan. Negeri Madyan seketika bangkrut.
            Nabi Syuaib nggak bosan menyeru kaumnya supaya sadar. Eh lagi-lagi mereka malah ngeyel dan bilang kalau kemarau itu bukan azab, tapi pengaruh musim saja. Saking panasnya, air saja seperti mendidih.
            Allah memerintahkan Syuaib dan kaumnya yang beriman segera meninggalkan Madyan. Orang-orang kafir itu makin belagu, mereka pikir Syuaib kabur dari Madyan karena malu dan capek dicuekin.
            Tak lama kemudian awan muncul berarak di langit. Orang-orang kafir mengira hujan akan turun. Awan berubah gelap dan hitam. Makin senanglah mereka. Ramai-ramai mereka keluar berbondong-bondong dan teriak-teriak kegirangan.
            Udara di atas langit Madyan makin panas. Apa yang mereka kira hujan ternyata salah. Dari awan itu keluarlah titik-titik api yang panas dan membakar. Selain itu petir menyambar di sana sini, disertai gempa yang keras. Kaum Madyan binasa, mati tertelungkup, akibat perbuatannya sendiri.
            Nabi Syuaib dan pengikutnya kemudian sempat tinggal lama di Mekkah. Mereka kembali dan membuka hidup baru di Madyan. Di sini Nabi Syuaib bertemu dengan Nabi Musa yang akhirnya menikahi putrinya.

Ayat-ayat tentang Nabi Syuaib as dan kaum Madyan:
QS Al A'raaf 85-89, Hud 91-92, 94-95, Asy Syu'araa 189.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar