Minggu, 05 November 2017

Nabi Ishaq, Sang Putra Kedua Ibrahim

Saat Nabi Ibrahim as dan istrinya Sarah sudah sangat tua (Nabi Ibrahim sudah berumur 100 tahun, ngebayang nggak?), Allah memberikan berita gembira dan mengejutkan. Sarah hamil! Tak terbayangkan bahagianya pasangan suami istri itu.
Ketika lahir, anak mereka dinamai Ishaq. Ishaq tumbuh menjadi anak berperangai baik. Sejak remaja ia membantu ayahnya berdakwah di daerah Kana'an, Palestina. Allah mengangkatnya menjadi Nabi untuk masyarakat Kana'an.
Ketika ia sudah siap menikah, ayahnya menjodohkannya dengan seorang perempuan shalehat bernama Rifqah binti Bitawael bin Nahur. Lebih dahulu Nabi Ibrahim meminta seorang pelayannya pergi ke Harran, Irak, untuk menjumpai saudaranya, kemudian memilihkan jodoh terbaik bagi Ishaq. Nahur adalah saudara kandung Nabi Ibrahim. Ibrahim tidak menginginkan anaknya menikah dengan perempuan Kana'an, sebab mereka kebanyakan belum beriman dan kurang baik.
Pernikahan Ishaq dan Rifqah dikaruniai dua putra, Aisu (Al Ish) dan Ya'qub (Israil). Mereka lahir setelah 10-20 tahun pernikahan ayah dan ibunya. Ya'qub kemudian jadi nabi juga. Dari keturunannya itu lahirlah nabi-nabi dari kalangan Bani Israil.
Nabi Ishaq lebih dekat dengan Aisu karena ia anak sulung. Rifqah, sang ibu, lebih dekat dengan Ya'qub karena anak bungsu. Tapi bukan berarti beliau berdua pilih kasih lho.
Suatu hari Nabi Ishaq minta Aisu mengambilkan makanan untuknya. Tapi Ya'qub lebih cepat melayani ayahnya. Beliau senang sekali dan mendoakannya. Akibatnya Aisu jadi marah. Supaya nggak jadi ribut, Rifqah menyuruh Ya'qub pergi ke rumah bibi dan pamannya di Irak.

Ishaq hidup selama 180 tahun dan wafat di daerah Kan’aniy. Beliau dimakamkan di al-Khalil, Hebron, di sebuah gua, tempat Ibrahim dimakamkan.

Ayat-ayat tentang kisah Nabi Ishaq as:
QS Ash Shaffat 112-113, Shad 45-47, Hud 71-73.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar